Bidan Teledor Saat Proses Persalinan, Ada Patahan Jarum Tertinggal di Tubuh Seorang Wanita Usai Melahirkan
Minggu, 29 September 2019
Edit
Loading...
Loading...
Persalinan merupakan hal yang paling ditunggu-tunggu oleh
para ibu hamil. Persalinan adalah sebuah waktu yang menyenangkan sekaligus hal
yang paling mendebarkan.
Persalinan terasa akan menyenangkan karena si kecil yang
selama sembilan bulan bersembunyi di dalam perut anda akan muncul terlahir ke
dunia.
Di sisi lain persalinan juga menjadi mendebarkan khususnya
bagi calon ibu baru.
Pasalnya, banyak wanita terbayang proses persalinan yang
menyakitkan, mengeluarkan banyak energi dan sebuah perjuangan yang cukup
melelahkan.
Namun sebuah kisah miris setelah menjalani proses persalinan
dirasakan oleh seorang ibu muda asal Blora.
Dilansir Grid.ID dari Kompas.com, Sunti Suprapti wanita asal
Kelurahan Cepu, Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, mengalami hal
tidak menyenangkan usai persalinan.
Pasalnya, jarum yang digunakan untuk menjahit robekan pada
bagian alat vital usai proses persalinan yang dilakukannya patah.
Patahan jarum itu akhirnya tertinggal di dalam bagian intim
Sunti.
Akibat insiden nahas itu, Sunti terpaksa harus menjalani
operasi di Rumah Sakit Umum (RSU) Cepu.
Beruntung, tim medis berhasil mengidentifikasi adanya
patahan jarum.
Tim medis mengeluarkan patahan jarum sepanjang 3 sentimeter
dari alat vitalnya.
Kakak kandung Sunti, Nurul Sujidah (39), mengatakan adiknya
itu menjalani proses persalinan di Puskesmas Cepu dengan didampingi keluarga.
Sunti melahirkan pada Jumat (16/3/2018) sore.
"Sabtu (17/3/2018) dini hari pukul 00.05 WIB bayinya
lahir dengan selamat," kata Nurul pada Minggu (1/4/2018).
Menurut Nurul, setelah rampung menjalani persalinan, bidan
Puskesmas Cepu berinisial G selanjutnya menjahit luka robekan pada area jalan
lahir adiknya.
"Entah bagaimana, jarum yang digunakan bidan itu bisa
patah," ujar Nurul.
"Saat itu patahan jarum dikiranya jatuh ke lantai.
Bidan lalu meminta jarum lagi kepada petugas lain untuk melanjutkan proses
menjahit," ungkap Nurul.
Selesai menjahit robekan jalan lahir, bidan tersebut
kemudian berupaya mencari-cari patahan jarum di bagian lantai dan sekitarnya.
Karena patahan jarum tidak juga ditemukan, bidan lantas
berupaya menanyakan perkembangan kondisi kesehatan Sunti.
"Memasuki Subuh, bidan kembali menanyakan kepada adik
saya apakah merasakan sakit setelah dijahit," ujar Nurul.
"Adik saya tetap menjawab tidak merasakan sakit,"
katanya.
Mendengar respons Sunti yang tidak merasakan gejala
kesakitan setelah dijahit, bidan tersebut semakin penasaran dengan hilangnya
patahan jarum itu.
"Apa mungkin tertinggal di dalam ya," cerita Nurul
menirukan perkataan bidan saat itu.
Sabtu (17/3/2018) siang sebelum pulang, bidan itu kembali
menanyakan apakah Sunti merasakan sakit khususnya pada bagian yang dijahit.
Sunti pun masih menjawab tidak merasakan sakit.
"Sunti kemudian diperbolehkan pulang dengan diharuskan
kontrol," lanjut Nurul.
"Bidan itu juga datang ke rumah menanyakan kembali
kondisi kesehatan adik saya," ujarnya.
Senin (19/3/2018), Sunti melakukan kontrol ke Puskesmas
Cepu.
Oleh pihak Puskesmas Cepu, Sunti kemudian diberi rujukan
untuk melakukan rontgent di salah satu klinik laboratorium kesehatan di Cepu,
Patra Medica.
"Ternyata hasilnya positif ada patahan jarum tertinggal
di dalam jalan lahir adik saya," katanya.
Sunti lantas dirujuk kembali ke Puskesmas Cepu.
Namun tidak seorangpun dari pihak keluarga yang
diperbolehkan untuk mendampingi.
Bahkan, handphone yang dibawa oleh Sunti juga dipegang oleh
bidan tersebut.
Karenanya, pihak keluarga tidak bisa mengetahui perkembangan
yang terjadi.
"Ternyata secara diam-diam adik saya mau dirujuk ke
Rumah Sakit di Semarang," ujar Nurul.
"Meski biaya ditanggung oleh pihak Puskesmas, tapi adik
saya tidak mau," lanjutnya.
"Sehingga pihak Puskesmas harus mendatangkan dokter
bedah untuk melakukan operasi," ucap Nurul.
Dikutip dari Ncbi.nlm.nih.gov, benda asing yang tertinggal
di dalam pasien setelah operasi secara umum disebut dengan Retained Surgical
Bodies (RSB).
Prosedur lebih lanjut diperlukan untuk mengeluarkan benda
asing tersebut.
Hal ini karena konsekuensi medis dari benda asing tersebut
dapat termanifestasi dalam beberapa bentuk bahkan dalam jangka waktu yang lama
setelah benda tersebut tertinggal.(*)
Sumber: grid.id
Loading...
